Dosen bahasa indonesia saya pernah berkata "jika kalian ingin menulis, maka menulislah di mana pun, kapan pun, dan dalam keadaan apapun sebelum kalian lupa apa yang akan kalian tulis"
ya... Kata-katanya telah saya aplikasikan, saya suka menulis di mana pun dan kapan pun. Hingga note dalam handphone pun penuh.
Kali ini saya akan menulis tentang tujuan hidup. Pada hakikatnya menurut ajaran agama saya tujuan hidup manusia itu mencari ridho Ilahi, menyeimbangkan urusan dunia dan akhirat. Tapi rasanya saya belum mencapai keduanya. Dalam usia saya yang sudah mencapai kepala dua, rasanya saya belum menghasilkan sesuatu yang pantas untuk dibanggakan. Secara materi semuanya masih kekurangan, walaupun saya sudah tak meminta uang jajan, tapi saya belum bisa membalas kebaikkan kedua orang tua saya.
Rasanya hidup saya hambar, mengalir tenang seperti air. Mulai dari sekolah dasar tepat enam tahun, lalu masuk SMP, tiga tahun berlalu. Lulus SMP masuk ke SMK. Seharusnya saat sekolah menengah saya sudah tahu ke arah mana saya harus mulai berjalan, lulus kuliah bekerjakah, kuliahkah, atau menikah. Tapi lagi-lagi alur hidup saya mengalir begitu saja. Saya tak pernah menginginkan ingin masuk perguruan A, B, atau C. Menurut guru-guru di sekolah saya merupakan salah satu murid yang pandai, tapi saya tak pernah mengikuti tes masuk perguruan tinggi negeri. Lulus sekolah menengah Bapakku memasukkan ke salah satu perguruan swasta dengan jurusan yang tidak pernah saya pilih sebelumnya. Saya hanya mengikuti kemauan kedua orang tua saya. Tapi alhamdulillah, nilai-nilai saya tidak jelek bahkan saya salah satu mahasiswa lulusan terbaik dengan nilai-nilai yang cukup baik.
Nah... setelah lulus kuliah apa yang terjadi?
semuanya berjalan mengikuti alurnya, saya mulai bekerja menjadi guru dengan hasil yang pas-pasan. Setahun lebih sudah saya mengabdi, tapi apakah saya sudah bisa memberikan sesuatu untuk kedua orang tua saya?? jawaban "belum" T.T
bahkan untuk hidup saya pun masih pas-pasan. Kadang dalam malam saya menangis, karena belum bisa membahagiakan orang tua yang saya cintai.
Bayangkan dua puluh tiga tahun saya hidup, saya belum bisa memberikan yang baik untuk orang tua. Malu rasanya, malu...
Mah... Pa....
Maaf, anakmu ini belum bisa memberikan apa yang kalian inginkan.
Mah.. Pa..
Doakan, anakmu ini sedang mencari rizki yang berkah untuk membahagiakan kalian ke rumah Sang Pencipta.
Mah.. Pa..
Jangan pernah berhenti untuk memarahiku jika salah.
Ya Allah..
walau saya belum bisa memberikan kebahagian untuk mereka yang saya cintai, maka tolong jaga mereka.
Berikan kesehatan, kesabaran, umur yang panjang untuk melihat anak-anaknya besar dan sukses.
Untuk bisa berziarah ke makan Rasul.
Ya Allah..
Engkau maha mengetahui semuanya...
Lindungi dan selamatkan keduanya dunia dan akhirat.
Ringankan bebannya, pertemukan kembali orang tuaku di surgamu kelak.
Amin...
Selamat Datang
Terima Kasih Sudah Mengunjungi Arien ^.^
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar