Selamat Datang

Terima Kasih Sudah Mengunjungi Arien ^.^

Senin, 18 November 2013

Rizal Anugrah

haii every body.. sudah lama rasanya tidak posting. Saya hanya ingin mencurahkan isi hati yang saya alami beberapa waktu terakhir ini.

sudah hampir setahun aku menyandang gelar sarjana, namun rasanya bukan kebahagian yang aku dapatkan melainkan beban moril. Tapi aku tak menyesal, karena aku mendapatkan pelajaran-pelajaran hidup dari anak-anak didikku.

Aku mengajar di sebuah sekolah kecil dengan sarana dan prasarana seadanya. Ada hal yang menarik dari sekolah itu yaitu kebersamaan dengan guru-guru hebat dan semangat belajar anak-anak yang cukup tinggi.

Rizal. Ya, Rizal namanya. Seorang anak laki-laki berusia 14 tahun yang kini duduk di bangku kelas 8 SMP. Hidup dengan kedua orang tua dan ke-empat adiknya. Rizal seorang anak yang rajin, ulet, dan selalu semangat dalam menjalani hidupnya.

Pernah suatu hari aku menyuruh semua murid-muridku untuk memperbanyak soal-soal sesuai jumlah murid, dan saya meminta mereka untuk membayar iuran sebesar 1000 rupiah. Aku memanggil nama-nama murid berdasarkan buku kehadiran, dan sampailah pada sebuah nama Rizal Anugrah.

"Rizal Anugrah" panggilku
"Iya Bu, aku gak punya uang untuk bayarnya" jawabnya
"uang jajanmu kan masih ada Nak, ayo sini!" tegasku

Tadinya aku pikir semua murud-muridku bisa membayar iuran tersebut, karena iuran tersebut tidak terlalu mahal.

"Baiklah, besok dibayar ya Zal" kataku
"iya Bu, Insyallah" jawabnya

Tak lama seorang anak perempuan menghampiriku, Ika namanya anak yang pandai di kelas, rajin, dan pintar. Menurut cerita yang didapat Ika mengagumi Rizal.

"Bu... ini aku bayarkan iuran punya Rizal, tapi Ibu janji jangan bilang-bilang sama Rizal kalau aku yang membayarkannya" katanya sambil memberikan uang itu

"Kenapa memang ka?" tanyaku
"Pokonya jangan bilang-bilang Bu, soalnya kalau Rizal tau Aku yang bayar dia pasti marah dan tidak suka padaku" jawabnya
"ohh, iya Ibu takkan bilang" tegasku

Setelah pelajaran berakhir, semua siswa istirahat. Rizal langsung pergi ke Musola untuk sholat ashar karena memang sekolah itu masuk  siang. Aku pun pergi ke Musola untuk sholat ashar. Setelah usai shalat tiba-tiba Rizal menghampiriku.

"Bu... besok jika saya tak punya uang, saya tidak akan sekolah ya" katanya sambil menunduk
"lohh, ko gitu Zal?" tanyaku
"Aku gak punya uang untuk bayar iuran, di kelas hanya saya saja yang belum bayarkan?" jawabnya masih dengan kepala menunduk
"Rizal.. dengarkan ibu nak! apapun yang terjadi kamu harus tetap sekolah setidaknya sampai kamu mendapatkan ijazah SMP, kamu tak usah memikirkan masalah iuran itu, yang jelas kamu belajar dan tetap semangat!" aku hanya mencoba memberikan motivasi kepadanya, agar dia tidak putus sekolah.
"Iya Bu" jawabnya dengan nada lesu
"udah, sekarang liat Ibu dan tersenyumlah! Ingat kata Ibu belajar dan tetap semannggaatttt"
Rizal pun mengangkat kepalanya dan mulai tersenyum, dia berpamitan untuk pergi ke kelasnya.

Dari kejadian tersebut aku mendapatkan pelajaran hidup tentang persahabatan, kasih sayang, semangat belajar dan mengajar, serta keikhlasan.

Kini aku menyadari bahwa banyak di luar sana anak-anak yang ingin bersekolah, namun keadaan dan status sosial mereka tidak didukung. Padahal banyak para pejabat yang menjanjikan pendidikan gratis, tapi nyatanya masih saja anggaran pendidikan yang disalah gunakan.