Selamat Datang

Terima Kasih Sudah Mengunjungi Arien ^.^

Kamis, 19 Juni 2014

Komunikasi

komunikasi....
ya, lagi.. lagi komunikasi
tahukan kalian bahwa komunikasi itu benar-benar penting.
komunikasi lisan maupun tulisan.
tapi saya lebih suka menggunakan komunikasi tulisan. Kenapa?
Karena lewat tulisan saya bisa mengungkapkan apa yang ada dalam pikiran saya.
Walau saya tidak pandai untuk merangkai kata, tapi lebih baik diungkapkan dalam tulisan ketimbang tidak sama sekali.

Pernahkah kalian merasa bahwa apa yang kalian ucapkan itu jujur?
Nyatanya tidak semua yang diucapkan itu jujur, terkadang manusia melebih-lebihkan cerita yang mereka dengar atau lihat.
Mereka membagikan kembali cerita tersebut dengan adanya pengurangan atau melebihkan. Itu termasuk bergosipkan?
Bada halnya dengan tulisan, tulisan itu bisa membuat semuanya lebih terbuka dan menyenangkan. Mungkin setiap orang punya persepsi yang berbeda antara komunikasi lisan dan tulisan.

Pernah saya punya pengalaman, yang menyatakan bahwa apa yang dikatakan itu tidak selamanya jujur.
Saya mempunya pacar yang baik, jujur apa adanya, karena saya tau karakternya. Di rumahnya itu orang tuanya membuka usaha kamar kosan untuk perempuan, dan saya tau siapa saja yang kost di sana.
Suatu hari saat saya sedang di perpustakaan, seorang pria menghampiri dan pria itu berkata "Rin... Gimana hubungan lu sama si dia?"

"dia? siapa?"

"Pacarmu yang anak MIPA lah, siapa lagi?" jawabnya pria itu sambil membuka-buka buku

"Baik-baik saja pak, kenapa memang? ada yang salah?" tanya ku kembali.

"Oh... syukur kalau masih baik-baik. Bukannya gue mau ikut campur atau manas-manasin lu sama dia, cuma tadi pas gue jalan ke kampus. Gue liat dia boncengan sama cwe, kayanya ke arah rumahnya deh. Si cwenya sambil pelukan gitu di motornya" Jelas pria itu sambil menatapku

"Ohh..." jawabku singkat

"udah? cuma oh doang? ga komentar apa-apa?" katanya dengan nada tidak suka

"lah.. emg kenapa? gue yang pacaran, dia yang boncengan cwe, kenapa situ yang repot pak? mungkin sodaranya atau teman kampusnya" tegasku

sebenarnya saya tau siapa cwe yang dimaksud, cwe itu memang salah satu penghuni kamar kost di rumahnya, sebelum pria itu memberikan kabar yang tak sedap, pacar saya sudah bilang terlebih dahulu.
Bahwa dia akan mengantar cwe itu ke rumah sakit.
Tapi, untuk mengetahui kejadian lebih terperinci saya tanyakan langsung pada pacar saya, dan dia pun mengakuinya hanya saja cwe itu tidak menyentuh pacar saya sama sekali. Cwe itu memang sakit, dibonceng tapi tangan cwe itu tidak melingkar di badan pacar saya. Jadi apa yang dikatakan pria itu memang benar bahwa pacar saya pergi dengan cwe. Hanya saja pria itu melebihkan ceritanya cwe itu meluklah, mesralah. Padahal tidak, jadi apa yang harus saya perdebatkan dengan pacar saya?

Jujur menyakitkan itu lebih baik daripada munafik.

Rabu, 18 Juni 2014

Kesayangan

Dosen bahasa indonesia saya pernah berkata "jika kalian ingin menulis, maka menulislah di mana pun, kapan pun, dan dalam keadaan apapun sebelum kalian lupa apa yang akan kalian tulis"
ya... Kata-katanya telah saya aplikasikan, saya suka menulis di mana pun dan kapan pun. Hingga note dalam handphone pun penuh.

Kali ini saya akan menulis tentang tujuan hidup. Pada hakikatnya menurut ajaran agama saya tujuan hidup manusia itu mencari ridho Ilahi, menyeimbangkan urusan dunia dan akhirat. Tapi rasanya saya belum mencapai keduanya. Dalam usia saya yang sudah mencapai kepala dua, rasanya saya belum menghasilkan sesuatu yang pantas untuk dibanggakan. Secara materi semuanya masih kekurangan, walaupun saya sudah tak meminta uang jajan, tapi saya belum bisa membalas kebaikkan kedua orang tua saya.
Rasanya hidup saya hambar, mengalir tenang seperti air. Mulai dari sekolah dasar tepat enam tahun, lalu masuk SMP, tiga tahun berlalu. Lulus SMP masuk ke SMK. Seharusnya saat sekolah menengah saya sudah tahu ke arah mana saya harus mulai berjalan, lulus kuliah bekerjakah, kuliahkah, atau menikah. Tapi lagi-lagi alur hidup saya mengalir begitu saja. Saya tak pernah menginginkan ingin masuk perguruan A, B, atau C. Menurut guru-guru di sekolah saya merupakan salah satu murid yang pandai, tapi saya tak pernah mengikuti tes masuk perguruan tinggi negeri. Lulus sekolah menengah Bapakku memasukkan ke salah satu perguruan swasta dengan jurusan yang tidak pernah saya pilih sebelumnya. Saya hanya mengikuti kemauan kedua orang tua saya. Tapi alhamdulillah, nilai-nilai saya tidak jelek bahkan saya salah satu mahasiswa lulusan terbaik dengan nilai-nilai yang cukup baik.

Nah... setelah lulus kuliah apa yang terjadi?
semuanya berjalan mengikuti alurnya, saya mulai bekerja menjadi guru dengan hasil yang pas-pasan. Setahun lebih sudah saya mengabdi, tapi apakah saya sudah bisa memberikan sesuatu untuk kedua orang tua saya?? jawaban "belum" T.T
bahkan untuk hidup saya pun masih pas-pasan. Kadang dalam malam saya menangis, karena belum bisa membahagiakan orang tua yang saya cintai.
Bayangkan dua puluh tiga tahun saya hidup, saya belum bisa memberikan yang baik untuk orang tua. Malu rasanya, malu...
Mah... Pa....
Maaf, anakmu ini belum bisa memberikan apa yang kalian inginkan.
Mah.. Pa..
Doakan, anakmu ini sedang mencari rizki yang berkah untuk membahagiakan kalian ke rumah Sang Pencipta.
Mah.. Pa..
Jangan pernah berhenti untuk memarahiku jika salah.

Ya Allah..
walau saya belum bisa memberikan kebahagian untuk mereka yang saya cintai, maka tolong jaga mereka.
Berikan kesehatan, kesabaran, umur yang panjang untuk melihat anak-anaknya besar dan sukses.
Untuk bisa berziarah ke makan Rasul.

Ya Allah..
Engkau maha mengetahui semuanya...
Lindungi dan selamatkan keduanya dunia dan akhirat.
Ringankan bebannya, pertemukan kembali orang tuaku di surgamu kelak.
Amin...

Rabu, 04 Juni 2014

Akang

Pernahkah kalian merasakan hidup kalian seperti cerita-cerita sinetron atau ftv? Kalau gue sih iya, pernah merasakannya. Kapan? Eummm beberapa bulan yang lalu. Gue sendiri masih ga percaya bias terjadi, tapi itu benar-benar terjadi.
Kisahnya memeng tentang percintaan, tapi yaaaa cukup tragis lah…

Ceritanya waktu itu aku dan Akang sama-sama sedang ingin dimengerti, namun salah satu di antara kita tidak ada yang berbicara secara langsung. Mungkin puncaknya pas hari itu, hari sabtu tepatnya.
Sebelum bertemu hari sabtu, Akang pulang kerja pukul 02.00 dini hari. Ceritanya sewaktu pulang kerja mau isi bensin dulu di SPBU depan Rumah Sakit Azra, nah pas lampu merah dia ditabrak seorang bule bermotor matic. Selidik punya selidik ternyata si bule dalam keadaan mabok. Kebayang dong, knalpot dan stepnya patah padahal baru dipasang dengan harga yang cukup mahal hikshikssss T.T
Nahh…
Setelah Akang cerita via BBM aku nanya “kamunya ga apa-apa?”
Akang : “ga apa-apa, cuma Akang kasian sama Momo. Crash abis”
Momo itu nama kesayangan buat motornya, yahh kalau dia bilang “ga apa-apa” berati memang ga papa dong, aku sih nyantai-nyantai aja.
Terus hari sabtunya, setelah hampir seminggu kecelakaan kita niat untuk bertemu. Sabtu aku pulang kerja jam 12, perjalanan menuju rumahnya satu jam. Pengennya dijemput, tapi dia malah tidur. Panas-panasan, gan dijemput, suruh dating sendiri ke rumahnya. Wanita mana kalau tidak emosi bila seperti itu. Sesampainya di rumah, pasan muka cape, bĂȘte, cuek. Terus pulang tanpa pamit. Ehh dia nyusulin, pasang muka bete sambil lempar helm.


To be continue….